13.2 Perkembangan Ekspor Indonesia
Keberhasilan ekspor Indonesia selama ini telah menempatkan
Indonesia di urutan ke-30 eksportir dunia (berdasarkan nilai ekspor) dengan
kecenderungan mengalami peningkatan sejak tahun 2007. Sementara itu di sektor
regional (berdasarkan nilai ekspor), pada tahun 2009 Indonesia berada pada
urutan ke-10 eksportir di Asia. Posisi pertama (berdasarkan nilai ekspor)
ditempati oleh China dengan niai US$ 1,338 miliar dengan pertumbuhan sebesar
10.04 persen.
Capaian pertumbuhan ekspor nasional yang tinggi juga disertai
meningkatnya pangsa negara-negara emerging markets sebagai pasar tujuan ekspor.
Meningkatnya kinerja ekspor dan semakin kondusifnya berbagai variabel
makroekonomi berkontribusi pada kinerja investasi yang tumbuh tinggi. lklim
investasi yang membaik didukung oleh pembiayaan dari dalam dan luar negeri yang
meningkat sehingga mendorong realisasi investasi tumbuh lebih cepat untuk
kuatnya permintaan.
Posisi ekspor Indonesia pada paruh pertama 2010 lebih tinggi
kenaikannya dibanding ekspor dunia, yaitu sekitar 45 persen dari periode yang
sama tahun sebelumnya. Selanjutnya total ekspor 2010 sebesar US$ 157,7 miliar
merupakan rekor tertinggi sepanjang sejarah ekspor Indonesia, naik 35 persen
dibanding ekspor 2009 yang hanya sebesar US$ 116,5 miliar. Ekspor non-migas
2010 mencapai rekor tertinggi sebesar US$ 129,7 miliar, meningkat 33,02 persen
dibanding 2009, yang berarti 3,5 kali lipat di atas target RPJM sebesar 7
persen8,5 persen. Ekspor non-migas Desember 2010 mencapai rekor tertinggi
untuk ekspor bulanan sebesar US$ 13,5 miliar, meningkat 24,6 persen
dibandingkan Desember 2009.
Rata-rata ekspor non-migas bulanan meningkat bila dibandingkan dari
tahun 2009 sebesar US$ 9,0 miliar menjadi US$ 10,8 miliar pada tahun 2010.
Peningkatan ini tampaknya akan terus meningkat, seiring dengan semakin
bergairahnya ekonomi dan investasi dalam negeri yang dapat memacu perkembangan
ekspor non-migas Indonesia.
Kontribusi ekspor non-migas rata-rata 2010 terhadap total ekspor
Indonesia sangat tinggi, yaitu sebesar 82,22 persen, lebih tinggi dibandingkan
dengan rata-rata kontribusi ekspor migas 2010 yang hanya sebesar 17,78 persen.
Kinerja ekspor Indonesia saat ini mengalami diversifikasi dengan mulai
meningkatnya ekspor produk non-migas, tidak hanya produk utama tetapi produk
lainnya. Penguatan ekspor non-migas selama tahun 2010 didorong oleh peningkatan
ekspor dari seluruh sektor. Dibandingkan dengan periode yang sama tahun
sebelumnya, peningkatan tertinggi terjadi pada sektor pertambangan yang naik
sebesar 35,36 persen disusul peningkatan ekspor di sektor industri sebesar
33,47 persen, peningkatan pertanian 14,90 persen dan di sektor lainnya sebesar
-8,33 persen.
Ekspor non-migas dan ekspor migas selama 2004-2010 meskipun
berfluktuasi namun menunjukkan tren meningkat. Rata-rata pangsa ekspor
non-migas selama 5 tahun terakhir berada pada kisaran 80 persen.
Kecenderungannya adalah ekspor non-migas akan stabil dan tetap perlu dipertahankan
pada perolehan nilai pangsa rata-rata.
Sebagian komoditas ekspor non-migas mengalami kenaikan harga yang
cukup tinggi, diantaranya adalah minyak bumi, minyak sawit dan batu bara. Hal
ini tentunya berpengaruh pada nilai ekspor Indonesia, khususnya ekspor
non-migas yang nilainya meningkat tajam. Ekspor minyak sawit dan karet yang
masing-masing mencapai US$ 16,3 miliar dan US$ 9,4 miliar, telah mendekati
ekspor migas tahun 2010 yang tercatat sebesar US$ 28 miliar.
Secara kumulatif nilai ekspor Januari-Desember 2010 mencapai
US$157,73 miliar atau meningkat 35,38 persen dibanding ekspor periode yang sama
tahun 2009, sementara ekspor non-migas mencapai US$129,68 miliar atau meningkat
33,02 persen. Jika dilihat menurut sektor, ekspor hasil industri periode
Januari-Desember 2010 naik sebesar 33,47 persen dibanding periode yang sama
tahun 2009, demikian juga ekspor hasil pertanian naik 14,90 persen serta ekspor
hasil tambang dan lainnya naik 35,34 persen.
SUMBER:

Tidak ada komentar:
Posting Komentar